Semarang, FAKTIVA.TV – Lonjakan harga cabai kembali menghantam pasar tradisional di Kota Semarang. Dalam sepekan terakhir, harga cabai rawit meroket hingga menyentuh Rp 80.000 – 90.000 per kilogram, membuat pedagang dan pembeli sama-sama kerepotan.
Salsa, pedagang di Pasar Mijen, mengungkapkan bahwa kenaikan ini terjadi tiba-tiba dan berlangsung stabil selama beberapa hari.
“Awalnya Rp 40.000, sekarang sudah dua kali lipat. Jadi Rp 80.000 per kilo,” tuturnya, Rabu (3/12/2025).
Menurutnya, penyebab pasti lonjakan harga belum jelas. Ia hanya mengetahui bahwa kenaikan sudah terjadi sejak dari pemasok di tingkat petani.
“Saya juga bingung, semuanya naik. Katanya dari petani sudah mahal,” ucapnya.
Salsa menambahkan bahwa periode akhir tahun memang sering memicu kenaikan harga kebutuhan pokok. Ia juga mendengar kabar mengenai sejumlah petani yang gagal panen akibat curah hujan tinggi, meski belum mendapat konfirmasi pasti.
Di kawasan Perumahan Palir, kondisi serupa dialami Munif, pedagang cabai lainnya. Harga cabai rawit di lapaknya bahkan menembus Rp 90.000 per kilogram.
“Sudah naik dari minggu lalu. Efeknya, pembeli banyak yang ngurangi belanja,” keluh Munif.
Kenaikan harga yang signifikan ini membuat penjualan cabai di berbagai pasar merosot, sementara masyarakat harus memutar otak agar dapur tetap ngebul di tengah melambungnya harga bumbu dapur favorit tersebut.

