Demak, FAKTIVA.TV – Ancaman abrasi di pesisir Kabupaten Demak, Jawa Tengah, semakin tak terbantahkan. Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) kembali mengingatkan pemerintah agar menghentikan proyek pembangunan berskala besar yang dinilai mempercepat kerusakan ekologis.
Kiara menilai kerusakan pesisir Demak dan sejumlah bencana ekologis di daerah lain, termasuk di Sumatera, memiliki akar persoalan serupa: eksploitasi lingkungan yang melebihi kemampuan alam untuk memulihkan diri.
Desa-Desa Mulai Hilang dari Peta
Dalam dua dekade terakhir, wilayah pesisir Demak mengalami penyusutan drastis. Beberapa desa seperti Timbulsloko, Margolinduk, Morodemak, Purworejo, Bedono, dan Sriwulan perlahan tenggelam dan berubah menjadi rawa atau lautan.
Susan, perwakilan Kiara, mengungkapkan bahwa hilangnya desa-desa itu bukan fenomena alam semata, tetapi terkait langsung dengan hilangnya vegetasi pesisir, reklamasi, pengurukan, serta ekspansi industri yang merusak daya dukung lingkungan.
“Banyak desa di pesisir Jawa Tengah telah hilang dari peta. Di Demak, sejumlah kampung kini berubah menjadi rawa atau lautan,” ujarnya.
Kebijakan Pembangunan Dinilai Memperparah Krisis
Susan menilai kebijakan pembangunan yang tidak mempertimbangkan keselamatan masyarakat pesisir justru memperbesar ancaman banjir rob dan abrasi. Ia menyebut negara belum hadir secara memadai dalam melindungi warganya.
“Ketika kampung tenggelam atas nama pembangunan, masyarakat menghadapi banjir rob berkepanjangan dan abrasi parah. Negara tidak hadir, apalagi menetapkannya sebagai bencana nasional,” tegas Susan.
Menurutnya, kelompok yang paling rentan dalam krisis ekologis ini adalah perempuan dan anak-anak.
Kiara Desak Pemulihan dan Relokasi Bermartabat
Kiara meminta pemerintah menyiapkan rencana pemulihan untuk desa-desa yang tenggelam, termasuk penyediaan pemukiman aman, relokasi yang manusiawi, dan perlindungan bagi sumber penghidupan nelayan.
Selain itu, pemerintah diminta membangun sistem perlindungan sosial bagi perempuan nelayan, mulai dari akses air bersih, layanan kesehatan, hingga dukungan ekonomi.
Parade Perempuan Nelayan sebagai Bentuk Protes
Sebagai bentuk kampanye dan penyadaran publik, Kiara menggelar kegiatan “Parade 16 Perahu Perempuan Nelayan: Melawan Eksploitasi Pesisir yang Merusak Kehidupan”, bertepatan dengan peringatan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan.

