Semarang, FAKTIVA.TV – Di depan Mapolda Jateng, para mahasiswa membawa poster bertuliskan “Justice For Levi” serta potret korban dengan jilbab bermotif bunga. Aksi hening, orasi, hingga simbol-simbol duka mereka lakukan sebagai bentuk solidaritas bagi dosen yang dikenal dekat dengan para mahasiswanya itu.
Perwakilan mahasiswa kemudian diundang masuk ke Gedung Borobudur untuk audiensi bersama tiga pejabat Polda Jateng:
- Dirreskrimum Kombes Pol Dwi Subagio
- Kabid Propam Saiful Anwar
- Kabid Humas Kombes Pol Artanto
Dalam pertemuan itu, mahasiswa menegaskan tuntutan utama: transparansi total dalam penyelidikan.
“Kami ingin kasus ini diusut seterang-terangnya dan seadil-adilnya,” tegas Antonius Fransiskus Polu sebagai perwakilan mahasiswa.
Mereka juga menyoroti beberapa kejanggalan yang menguatkan dugaan bahwa kasus ini tidak sederhana, di antaranya:
- Korban ditemukan tanpa busana, tergeletak di lantai.
- Saksi kunci adalah seorang polisi berpangkat AKBP yang tercatat satu Kartu Keluarga dengan korban.
- Dugaan hilangnya barang pribadi korban, termasuk ponsel.
- Keterlambatan penyampaian informasi kepada kampus dan keluarga.
“Hubungan Bu LL dengan saksi kunci pun belum jelas. Ini harus diusut tuntas,” lanjut Frans.
Ia menyatakan mahasiswa siap turun kembali jika kasus ini tidak mendapat penanganan serius.
Polda Jateng Ambil Alih Kasus
Dirreskrimum Polda Jateng, Kombes Pol Dwi Subagio, menyampaikan bahwa penyelidikan telah resmi ditarik ke tingkat Polda. Sejumlah saksi, termasuk penjaga kostel, sudah diperiksa, sementara keluarga korban masih dijadwalkan untuk memberikan keterangan.
Meski penyelidikan berjalan, tekanan publik—terutama dari mahasiswa—dipastikan belum surut.

