faktiva.tv
  • Event
    • Komunitas
    • Hiburan
    • Sosial
  • Hobby
    • Entertainment
    • Musik
    • Sports
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Ekonomi
    • Politik
  • Program
  • Login
No Result
View All Result
  • Event
    • Komunitas
    • Hiburan
    • Sosial
  • Hobby
    • Entertainment
    • Musik
    • Sports
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Ekonomi
    • Politik
  • Program
No Result
View All Result
faktiva.tv
  • Event
  • Hobby
  • News
  • Program

Setahun Prabowo–Gibran: Jalanan Jadi Panggung Kritik, BEM UI Tantang Janji Perubahan

Dibuat oleh FAKTIVA.TV

kontributor faktiva by kontributor faktiva
October 20, 2025
in Nasional, News
0
Dgrfh

Aksi mahasiswa. Massa aksi Aliansi BEM SI di depan gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Kamis (4/9/2025).(KOMPAS.com/DINDA AULIA RAMADHANTY)

0
SHARES
0
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Jakarta, FAKTIVA.TV – Senin siang di jantung Ibu Kota diperkirakan kembali riuh oleh suara toa dan orasi. Dari Depok, rombongan mahasiswa Universitas Indonesia bergerak menuju kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya, membawa semangat perlawanan yang mereka sebut sebagai “pengingat arah perubahan.”

Bukan tanpa alasan mereka turun ke jalan. Tepat setahun pemerintahan Prabowo Subianto–Gibran Rakabuming Raka, BEM UI menilai bahwa apa yang dulu dijanjikan dalam kampanye besar “perubahan untuk rakyat”, belum juga terlihat nyata.

“Yang kami rasakan justru sebaliknya: kebijakan makin terkonsentrasi di pusat, suara rakyat kian dibatasi,” ujar Bima Surya, Wakil Kepala Departemen Aksi dan Propaganda BEM UI, dalam keterangan menjelang aksi.

Kritik yang Tumbuh dari Kekecewaan

Menurut BEM UI, satu tahun pemerintahan ini telah memperlihatkan kecenderungan yang berbahaya: demokrasi melemah, ekonomi rakyat tertekan, dan kebijakan lebih berpihak pada pemilik modal.
Mereka menyoroti empat hal yang dianggap paling mendesak:

  • Lonjakan harga kebutuhan pokok yang menurunkan daya beli masyarakat.
  • Tingkat pengangguran yang tak kunjung turun.
  • Mengecilnya ruang kebebasan sipil, di mana kritik sering berujung represi.
  • Pengaruh oligarki yang makin kuat di balik kebijakan strategis negara.

Bagi para mahasiswa itu, “perubahan” bukan sekadar kata dalam pidato kenegaraan, tapi semestinya menjadi arah nyata yang dirasakan masyarakat bawah.

Asta Cita Milik Rakyat: Perlawanan Simbolik

Untuk menandai perlawanan intelektualnya, BEM UI merilis delapan tuntutan yang mereka namakan “Asta Cita Milik Rakyat” — versi tandingan dari program Asta Cita pemerintahan Prabowo–Gibran.
Isinya menuntut keterbukaan, keadilan sosial, pemerataan ekonomi, serta penghentian gaya kekuasaan yang dianggap militeristik.

“Pemerintah terlalu nyaman dengan kekuasaan. Demokrasi kita sedang terancam menjadi formalitas,” tambah Bima.

Suara dari Jalanan

Sekitar 1.480 mahasiswa dari UI dan berbagai kampus lain sudah terdaftar ikut aksi ini. Mereka berkumpul di Lapangan FISIP UI, Depok, lalu bergerak bersama menuju Jakarta dengan membawa spanduk, poster, dan simbol perlawanan.
Di tengah lalu lintas dan hiruk-pikuk kota, orasi mereka akan menggema di depan Istana Kepresidenan.

“Kami turun bukan untuk mencari sensasi, tapi untuk menagih janji,” kata Faal, koordinator aksi.

Jakarta, FAKTIVA.TV – Senin siang di jantung Ibu Kota diperkirakan kembali riuh oleh suara toa dan orasi. Dari Depok, rombongan mahasiswa Universitas Indonesia bergerak menuju kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya, membawa semangat perlawanan yang mereka sebut sebagai “pengingat arah perubahan.”

Bukan tanpa alasan mereka turun ke jalan. Tepat setahun pemerintahan Prabowo Subianto–Gibran Rakabuming Raka, BEM UI menilai bahwa apa yang dulu dijanjikan dalam kampanye besar “perubahan untuk rakyat”, belum juga terlihat nyata.

“Yang kami rasakan justru sebaliknya: kebijakan makin terkonsentrasi di pusat, suara rakyat kian dibatasi,” ujar Bima Surya, Wakil Kepala Departemen Aksi dan Propaganda BEM UI, dalam keterangan menjelang aksi.

Kritik yang Tumbuh dari Kekecewaan

Menurut BEM UI, satu tahun pemerintahan ini telah memperlihatkan kecenderungan yang berbahaya: demokrasi melemah, ekonomi rakyat tertekan, dan kebijakan lebih berpihak pada pemilik modal.
Mereka menyoroti empat hal yang dianggap paling mendesak:

  • Lonjakan harga kebutuhan pokok yang menurunkan daya beli masyarakat.
  • Tingkat pengangguran yang tak kunjung turun.
  • Mengecilnya ruang kebebasan sipil, di mana kritik sering berujung represi.
  • Pengaruh oligarki yang makin kuat di balik kebijakan strategis negara.

Bagi para mahasiswa itu, “perubahan” bukan sekadar kata dalam pidato kenegaraan, tapi semestinya menjadi arah nyata yang dirasakan masyarakat bawah.

Asta Cita Milik Rakyat: Perlawanan Simbolik

Untuk menandai perlawanan intelektualnya, BEM UI merilis delapan tuntutan yang mereka namakan “Asta Cita Milik Rakyat” — versi tandingan dari program Asta Cita pemerintahan Prabowo–Gibran.
Isinya menuntut keterbukaan, keadilan sosial, pemerataan ekonomi, serta penghentian gaya kekuasaan yang dianggap militeristik.

“Pemerintah terlalu nyaman dengan kekuasaan. Demokrasi kita sedang terancam menjadi formalitas,” tambah Bima.

Suara dari Jalanan

Sekitar 1.480 mahasiswa dari UI dan berbagai kampus lain sudah terdaftar ikut aksi ini. Mereka berkumpul di Lapangan FISIP UI, Depok, lalu bergerak bersama menuju Jakarta dengan membawa spanduk, poster, dan simbol perlawanan.
Di tengah lalu lintas dan hiruk-pikuk kota, orasi mereka akan menggema di depan Istana Kepresidenan.

“Kami turun bukan untuk mencari sensasi, tapi untuk menagih janji,” kata Faal, koordinator aksi.

Previous Post

Kejagung Bongkar Kekayaan Tersembunyi Riza Chalid: Jejak Uang Panas dari Minyak Pertamina

Next Post

Semarang Bangkit Lewat Kuas dan Warna: Wali Kota Agustina Dorong Revolusi Budaya Lokal

kontributor faktiva

kontributor faktiva

Next Post
Feryhrey

Semarang Bangkit Lewat Kuas dan Warna: Wali Kota Agustina Dorong Revolusi Budaya Lokal

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Browse by Category

  • Apps
  • Business
  • Ekonomi
  • Entertainment
  • Event
  • Gadget
  • Hiburan
  • Hobby
  • Internasional
  • Komunitas
  • Mobile
  • Musik
  • Nasional
  • News
  • Politics
  • Politik
  • Program
  • Review
  • Science
  • Sosial
  • Sports
  • Startup
  • Tech
  • Uncategorized
  • World
  • Tentang
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber

© 2025 Faktiva - Supported By Sultan.

No Result
View All Result
  • Event
    • Komunitas
    • Hiburan
    • Sosial
  • Hobby
    • Entertainment
    • Musik
    • Sports
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Ekonomi
    • Politik
  • Program

© 2025 Faktiva - Supported By Sultan.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Social Chat is free, download and try it now here!