Yogyakarta, FAKTIVA.TV — Selama dua hari penuh, suasana Malioboro benar-benar berubah. Jalan legendaris di jantung Kota Yogyakarta itu disulap menjadi ruang publik tanpa kendaraan, memberi kesempatan bagi warga dan wisatawan untuk menikmati kawasan ini dengan langkah kaki yang santai dan udara yang lebih segar.
Kebijakan bertajuk “Malioboro Full Pedestrian 24 Jam” ini menjadi bagian dari rencana besar Pemerintah Kota Yogyakarta untuk menjadikan Malioboro sebagai kawasan pedestrian total. Uji coba digelar mulai Selasa (7/10/2025) pukul 00.00 WIB hingga Rabu (8/10/2025) pukul 00.00 WIB, bertepatan dengan peringatan Hari Jadi ke-269 Kota Yogyakarta.
Selama masa uji coba, seluruh kendaraan bermotor dilarang melintas di sepanjang koridor Malioboro. Hanya bus Trans Jogja dan kendaraan bongkar muat pedagang yang diizinkan lewat dalam waktu tertentu. Hasilnya, jalan yang biasanya dipenuhi deru kendaraan berubah menjadi lautan manusia yang berjalan, berfoto, dan menikmati suasana kota budaya itu dengan ritme yang lebih tenang.
Banyak wisatawan menyambut perubahan ini dengan antusias. Fadila Putri (24), wisatawan asal Solo, mengaku terkesan dengan suasana baru Malioboro tanpa kendaraan.
“Lebih enak, lebih sejuk sih. Kayak tenang gitu, enggak sericuh biasanya,” ujarnya saat ditemui di lokasi.
Fadila datang menggunakan KRL dari Solo, lalu melanjutkan perjalanan ke Malioboro dengan berjalan kaki. Ia mengaku lebih leluasa berkeliling, bahkan memilih jalan kaki dan sesekali naik becak motor tanpa merasa terganggu oleh lalu lintas padat.
Hal serupa dirasakan Yessi Setia (43), wisatawan asal Bandung, yang tengah melakukan kunjungan ketiganya ke Yogyakarta.
“Asyik banget, enggak ada kendaraan jadi bisa jalan-jalan lebih santai. Bersih juga. Yogya ini bersih banget sekarang,” katanya sambil tersenyum.
Bagi Yessi, Malioboro tanpa kendaraan terasa lebih “asri dan tenteram”, bahkan memberikan banyak sudut menarik untuk berfoto.
Uji coba ini juga menjadi sarana bagi pemerintah untuk melihat dampak sosial dan ekonomi dari kebijakan pedestrianisasi penuh. Sejumlah titik di sepanjang Malioboro dihidupkan dengan pertunjukan musik jalanan dan aktivitas seni rakyat, menghadirkan suasana yang lebih hidup sekaligus menambah daya tarik wisata.
Menurut Pemerintah Kota Yogyakarta, keberhasilan uji coba ini akan menjadi tolok ukur penting untuk melangkah menuju penerapan kawasan pedestrian total di masa mendatang. Selain menciptakan ruang publik yang ramah pejalan kaki, kebijakan ini juga diharapkan mampu memperkuat citra Malioboro sebagai ikon wisata budaya yang bersih, nyaman, dan humanis.

