Semarang, FAKTIVA.TV – Di tengah tantangan layanan kesehatan dan bencana yang kerap melanda, Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung (YBWSA) mengambil langkah nyata. Pada Rabu (10/9/2025), dua armada khusus diluncurkan: mobil dental care yang diperuntukkan bagi Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Sultan Agung serta mobil rescue yang akan dioperasikan Lazis Sultan Agung.
Bagi masyarakat, hadirnya dua kendaraan ini bukan sekadar tambahan fasilitas, melainkan jawaban atas kebutuhan riil di lapangan. Mobil dental care dirancang untuk menjangkau pasien yang kesulitan datang ke rumah sakit, termasuk warga di pelosok. Sementara mobil rescue menjadi garda depan dalam aksi kemanusiaan, terutama saat bencana alam yang membutuhkan respons cepat.
Ketua Pengurus YBWSA, Prof. Dr. Bambang Tri Bawono, SH, MH, menegaskan bahwa inisiatif ini lahir dari komitmen yayasan untuk terus memperluas manfaat wakaf. “Kami ingin memastikan pelayanan kesehatan dan penyelamatan bisa hadir lebih dekat dengan masyarakat. Armada ini bukan hanya kendaraan, tapi simbol kepedulian,” ungkapnya.
Hal senada disampaikan Ketua Pembina YBWSA, Drs. Azhar Combo. Menurutnya, langkah ini menunjukkan keseriusan pengurus dalam mengelola wakaf agar berdampak luas. “Mobil dental care dan rescue ini bukti bahwa wakaf bisa hadir secara modern, menjawab kebutuhan zaman, dan membawa manfaat yang berkelanjutan,” katanya.
Direktur RSGM Sultan Agung, Dr. drg. Kusuma Arbianti, MM, menyambut baik dukungan tersebut. Ia menyebut mobil dental care akan mempermudah edukasi dan pelayanan kesehatan gigi ke sekolah-sekolah maupun komunitas masyarakat. Sedangkan Ketua Lazis Sultan Agung, Hasanudin, Lc, MEI, menekankan mobil rescue akan memperkuat program tanggap darurat, mulai dari evakuasi korban bencana hingga distribusi bantuan.
Selama ini, RSGM Sultan Agung telah dikenal sebagai rumah sakit pendidikan sekaligus pusat layanan masyarakat di bidang kesehatan gigi dan mulut. Sementara Lazis Sultan Agung aktif dalam program sosial, mulai dari beasiswa, bantuan sembako, hingga respon kebencanaan. Dengan tambahan armada baru, keduanya diharapkan makin maksimal memberi manfaat.
Hadirnya dua kendaraan ini menjadi pengingat bahwa pengelolaan wakaf tak lagi terbatas pada bangunan masjid atau sekolah, tetapi bisa bertransformasi menjadi layanan publik yang langsung menyentuh kebutuhan dasar: kesehatan dan keselamatan.
