Semarang, FAKTIVA – Ratusan warga berbondong-bondong mendatangi lokasi Gerakan Pangan Murah (GPM) yang digelar Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Mereka rela antre demi bisa membawa pulang beras, gula, dan minyak goreng dengan harga lebih miring dibanding pasaran.
Program yang sudah berjalan di lebih dari 1.000 titik kabupaten/kota hingga akhir Agustus 2025 ini kembali hadir pada awal September di Pekalongan dan akan berlanjut di Salatiga pada 5 September mendatang.
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menyebut langkah ini bukan sekadar operasi pasar biasa, melainkan strategi jangka panjang untuk menekan inflasi sekaligus memperkuat ketahanan pangan daerah. Ia pun menginstruksikan BUMD agar turun tangan langsung melayani masyarakat.
“BUMD jangan hanya jadi penonton. Harus hadir, membawa manfaat nyata bagi rakyat,” tegasnya.
Lewat program BUMD Peduli, ribuan komoditas pangan dilepas ke masyarakat: 5.000 kilogram beras dijual Rp11.000 per kg, 500 kilogram gula Rp14.000 per kg, hingga 500 liter minyak goreng Rp14.000 per liter. Semua jauh di bawah harga eceran tertinggi.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Jateng, Dyah Lukisari, menuturkan, sasaran utama GPM adalah warga menengah ke bawah yang paling terdampak naik-turunnya harga pangan. “Ketersediaan pangan harus dijamin, harga harus stabil, dan inflasi tetap terkendali,” jelasnya.
Antusiasme warga di berbagai daerah cukup tinggi. Banyak ibu rumah tangga mengaku terbantu karena harga lebih terjangkau, terlebih di tengah kondisi ekonomi yang belum stabil.
Selain di Pekalongan dan Salatiga, GPM juga digelar serentak di Karanganyar, Solo, dan Kota Semarang. Program ini terlaksana berkat kerja sama antara Pemprov Jateng, pemerintah kabupaten/kota, kementerian terkait, hingga pihak swasta.