FAKTIVA.TV – Seruan solidaritas datang dari negeri seberang. Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Turki akhirnya bersuara lantang menanggapi insiden yang menewaskan pengemudi ojek online, Afan Kurniawan, saat demonstrasi di depan Gedung DPR/MPR RI pada 28 Agustus 2025.
Dalam pernyataannya, organisasi mahasiswa ini tidak hanya menyampaikan belasungkawa, tetapi juga mengecam keras adanya kelalaian aparat yang menyebabkan nyawa melayang di tengah aksi massa.
Ketua PPI Turki periode 2025/2026, Naura Arifa, menyebut tragedi tersebut sebagai “luka bangsa” yang tidak boleh berlalu begitu saja.
“Kejadian ini menjadi alarm bahwa demokrasi dan hak asasi manusia harus dijaga. Tidak boleh ada pembiaran terhadap pelanggaran seperti ini,” ujarnya tegas.
Lebih jauh, PPI Turki mendesak pemerintah Indonesia agar membuka hasil penyelidikan secara gamblang ke publik. Mereka meminta proses hukum berjalan tanpa diskriminasi, dengan akuntabilitas penuh agar keadilan benar-benar ditegakkan.
Organisasi mahasiswa Indonesia di Turki itu juga menekankan bahwa diam bukan pilihan.
“Kami menolak bungkam atas ketidakadilan. Keadilan dan kemanusiaan harus berdiri di atas segalanya,” tambah Naura.
Sikap PPI Turki ini sekaligus menegaskan bahwa kepedulian diaspora Indonesia tidak berhenti pada isu di luar negeri. Dari Ankara hingga Jakarta, mereka menunjukkan keberpihakan pada nilai demokrasi, hak warga sipil, dan penegakan hukum yang beradab.