Jakarta, FAKTIVA.TV — Fenomena kredit macet kendaraan bermotor mulai menghantui pasar otomotif nasional. Para pelaku usaha mobil bekas mengungkapkan bahwa semakin banyak masyarakat Indonesia yang kesulitan membayar cicilan kendaraan, imbas dari perlambatan ekonomi yang kian terasa dalam beberapa bulan terakhir.
Agustinus, pemilik Focus Motor Group, perusahaan yang bergerak di bidang penjualan mobil bekas, mengaku telah berkomunikasi langsung dengan salah satu perusahaan leasing besar di Indonesia. Dari perbincangan tersebut, ia mendapatkan gambaran bahwa kondisi penyaluran kredit saat ini tengah diperlambat, karena lonjakan kasus gagal bayar cicilan oleh konsumen.
“Saya tanya, kenapa leasing sebesar ini mulai ngerem? Mereka jawab, data internal menunjukkan angsuran macet mulai banyak. Artinya, mereka melihat ada risiko besar di depan,” ungkap Agustinus.
Menurutnya, kondisi ini berbeda dari tren sebelumnya, di mana kasus kredit macet umumnya terjadi di kalangan konsumen baru yang memaksakan membeli mobil demi gengsi, meski belum siap secara finansial. Biasanya, gagal bayar sudah terjadi dalam satu hingga dua bulan pertama cicilan berjalan.
Namun yang mengkhawatirkan, kini kredit macet juga melanda konsumen lama. “Kalau orang sudah dua tahun lancar membayar cicilan, tiba-tiba macet, itu berarti ada masalah serius. Bisa jadi terkena PHK, usahanya drop, atau memang daya beli masyarakat sedang turun,” jelas Agustinus.
Fenomena ini sejatinya sejalan dengan pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani di awal tahun 2025, yang mengungkapkan adanya penurunan signifikan pada penjualan kendaraan bermotor. Tercatat, penjualan mobil turun sebesar 18,8 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), sementara sepeda motor turun 2,9 persen (yoy).
Data terbaru dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang dirilis oleh PT Astra International Tbk., juga memperkuat sinyal perlambatan ini. Pada Juni 2025, penjualan mobil tercatat sebanyak 57.761 unit, turun 2.851 unit atau 4,71 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, penurunan lebih tajam, yakni 16.584 unit atau 22,59 persen.
Secara kumulatif, total penjualan mobil di Indonesia selama semester I 2025 hanya mencapai 374.741 unit, merosot 35.279 unit atau 8,6 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2024.
Lesunya daya beli masyarakat, meningkatnya kredit macet, hingga penurunan penjualan kendaraan, menjadi indikasi kuat bahwa sektor otomotif kini mulai merasakan dampak langsung dari tekanan ekonomi yang melanda berbagai lapisan masyarakat.