faktiva.tv
  • Event
    • Komunitas
    • Hiburan
    • Sosial
  • Hobby
    • Entertainment
    • Musik
    • Sports
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Ekonomi
    • Politik
  • Program
  • Login
No Result
View All Result
  • Event
    • Komunitas
    • Hiburan
    • Sosial
  • Hobby
    • Entertainment
    • Musik
    • Sports
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Ekonomi
    • Politik
  • Program
No Result
View All Result
faktiva.tv
  • Event
  • Hobby
  • News
  • Program

Gangguan Jiwa Diam-diam Merebak, Speling Jateng Jadi Garda Terdepan Deteksi Dini

Dibuat oleh FAKTIVA.TV

kontributor faktiva by kontributor faktiva
August 1, 2025
in Nasional, News
0
Lutyy

Gubernur Jateng, Ahmad Luthfi, dan Kepala Dinas Kesehatan Jateng, Yunita Dyah Suminar. (Foto: dok. Pemprov Jateng)

0
SHARES
0
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Semarang, FAKTIVA.TV – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus mengembangkan program inovatif Dokter Spesialis Keliling (Speling) sebagai solusi kesehatan berbasis jemput bola, terutama untuk mendeteksi gangguan kejiwaan di tengah masyarakat. Program ini sudah menjangkau 37.000 warga di berbagai wilayah, dengan hasil mencengangkan: sekitar 6,7 persen di antaranya terindikasi mengalami gangguan kejiwaan dari kategori ringan hingga berat.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Yunita Dyah Suminar, menegaskan bahwa kesehatan jiwa menjadi prioritas serius dalam agenda layanan kesehatan daerah. Melalui sinergi antara program Speling dan Cek Kesehatan Gratis (CKG), pemerintah berhasil menjaring kasus-kasus gangguan mental yang selama ini luput dari perhatian.

“Melalui kombinasi program ini, kami bisa mendeteksi banyak kasus kesehatan jiwa sejak dini, bahkan hingga ke tingkat desa,” ungkap Yunita.

Warga yang mengikuti program Speling menjalani proses screening atau pemeriksaan awal. Bila ditemukan gejala depresi atau gangguan jiwa lainnya, pasien langsung dirujuk ke dokter spesialis jiwa yang turut diterjunkan dalam layanan keliling ini.

“Efisiensi anggaran juga tercapai. Warga bisa langsung bertemu dokter spesialis tanpa harus ke rumah sakit, sementara pemerintah memperoleh data penting terkait masalah kesehatan masyarakat,” tambah Yunita.

Sasaran Anak Muda, Waspada Gangguan Jiwa di Usia Dini

Salah satu fokus penting dari program ini adalah kesehatan mental generasi muda. Yunita menyebut, 10% dari sasaran program merupakan anak-anak dan remaja usia 7 tahun ke atas. Hingga saat ini, cakupannya telah menyentuh angka 6,3%.

Data di lapangan menunjukkan cukup banyak siswa sekolah mengalami gejala gangguan jiwa. Dalam sebuah pemeriksaan di salah satu SMA, dari 150 siswa yang diperiksa, sekitar 30 di antaranya terindikasi gangguan kejiwaan.

Untuk menjawab tantangan ini, Dinkes Jateng menginisiasi program Mental Health First Aid (MHFA), yakni pelatihan bagi para siswa sebagai kader pendamping teman sebaya. Kader ini bertugas mendengar dan menyaring keluhan emosional dari teman mereka sebelum diteruskan ke tenaga profesional.

“Kami paham bahwa anak-anak lebih nyaman bercerita ke teman ketimbang orang tua. MHFA menjadi upaya deteksi dini, terutama saat anak-anak mulai menunjukkan perubahan sikap seperti menjadi murung, menarik diri, atau emosional,” jelas Yunita.

Faktor Risiko dan Tantangan Digital

Yunita juga menyoroti berbagai faktor pemicu gangguan kejiwaan pada anak-anak, mulai dari kurangnya perhatian orang tua, kecanduan gawai, tekanan sosial-ekonomi, hingga paparan konten media sosial yang tidak sesuai usia.

“Anak-anak kita melihat dan menyerap terlalu banyak hal yang belum semestinya mereka pahami. Akibatnya, mereka stres tanpa tahu cara mengatasinya. Ini sangat mengganggu perkembangan mental mereka,” tegasnya.

Komitmen Pemprov dan Dukungan Pemerintah Pusat

Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, mengatakan bahwa program Speling merupakan bentuk kehadiran negara dalam menjamin layanan kesehatan hingga ke pelosok desa. Menurutnya, masih banyak masyarakat desa yang belum memahami pentingnya peran dokter spesialis, termasuk psikiater.

“Kami membawa para dokter spesialis langsung ke desa, agar masyarakat bisa mendapat pelayanan maksimal secara gratis,” ujarnya.

Program ini dijalankan secara kolaboratif bersama rumah sakit daerah dan swasta, mencakup seluruh 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah. Inisiatif ini juga sejalan dengan visi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang menekankan pentingnya akses kesehatan gratis dan merata bagi seluruh rakyat Indonesia.

Previous Post

Prabowo Beri Amnesti untuk Hasto Kristiyanto, PDI-P Tegaskan Dukungan Kritis pada Pemerintah

Next Post

PMK Kripto Terbaru Disambut Positif: PPN 0 Persen, Investor Makin Optimis

kontributor faktiva

kontributor faktiva

Next Post
Cccv

PMK Kripto Terbaru Disambut Positif: PPN 0 Persen, Investor Makin Optimis

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Browse by Category

  • Apps
  • Business
  • Ekonomi
  • Entertainment
  • Event
  • Gadget
  • Hiburan
  • Hobby
  • Internasional
  • Komunitas
  • Mobile
  • Musik
  • Nasional
  • News
  • Politics
  • Politik
  • Program
  • Review
  • Science
  • Sosial
  • Sports
  • Startup
  • Tech
  • Uncategorized
  • World
  • Tentang
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber

© 2025 Faktiva - Supported By Sultan.

No Result
View All Result
  • Event
    • Komunitas
    • Hiburan
    • Sosial
  • Hobby
    • Entertainment
    • Musik
    • Sports
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Ekonomi
    • Politik
  • Program

© 2025 Faktiva - Supported By Sultan.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Social Chat is free, download and try it now here!