Demak, FAKTIVA.TV – Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah (Lazis) Sultan Agung Semarang melakukan kunjungan silaturahmi ke kediaman Kyai Zuhdi, seorang guru dan tokoh agama yang tengah menjadi perhatian publik usai kisahnya viral di media sosial. Kunjungan ini sebagai bentuk kepedulian, dukungan moral, serta rasa empati atas ujian yang tengah dihadapi oleh beliau.
Kyai Zuhdi belakangan menjadi perbincangan setelah diketahui bahwa dirinya diminta membayar uang damai sebesar Rp 25 juta oleh wali murid terkait suatu kejadian yang tidak diungkap secara rinci ke publik. Setelah melalui proses negosiasi, akhirnya disepakati Rp 12,5 juta sebagai “uang damai”. Namun, angka tersebut tidak tercantum dalam perjanjian damai secara tertulis, yang memunculkan kekhawatiran dari berbagai pihak.
“Aslinya mintanya Rp 25 juta, saya nego, akhirnya Rp 12,5 juta,” ujar Kyai Zuhdi dengan nada tenang namun berat. Ia juga mengungkapkan bahwa untuk memenuhi permintaan tersebut, ia terpaksa berutang ke teman dan kerabat. “Saya teman banyak ada satu juta, itu utang,” tambahnya lirih.
Situasi yang dialami Kyai Zuhdi memantik empati publik, terutama karena posisinya sebagai seorang guru dan tokoh agama yang mestinya dihormati. Kisah ini menyentuh banyak hati masyarakat yang melihat ketegaran beliau dalam menghadapi tekanan sosial dan ekonomi.
Menanggapi situasi ini, Lazis Sultan Agung Semarang hadir untuk memberikan dukungan langsung, sekaligus menunjukkan bahwa beliau tidak sendirian dalam menghadapi cobaan ini. Perwakilan Lazis menyampaikan bahwa silaturahmi ini bukan sekadar kunjungan biasa, tetapi simbol bahwa solidaritas sesama umat masih hidup dan nyata.
“Kami datang membawa doa, semangat, dan sedikit bentuk perhatian kepada Kyai Zuhdi. Beliau adalah sosok yang telah mengabdi dalam dunia pendidikan dan agama, dan saat seperti ini adalah saat yang tepat bagi kita semua untuk hadir mendampingi,” ujar salah satu pengurus Lazis Sultan Agung Semarang.
Masyarakat pun secara spontan mulai menunjukkan solidaritas melalui berbagai platform media sosial. Banyak yang menyuarakan dukungan moral, bahkan membuka ruang donasi untuk meringankan beban Kyai Zuhdi.
Lazis Sultan Agung juga mengajak masyarakat untuk menjadikan peristiwa ini sebagai momentum untuk memuliakan para guru dan tokoh agama, yang selama ini sering bekerja dalam senyap, namun memikul peran besar dalam membentuk karakter dan akhlak generasi bangsa.
Silaturahmi ini bukan hanya bentuk empati, tetapi juga seruan moral agar keadilan dan penghormatan terhadap para pendidik tidak pernah luntur di tengah arus tekanan sosial yang kerap tidak berimbang.