Semarang, FAKTIVA.TV — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem yang masih mengancam sejumlah wilayah di Indonesia. Meski kalender menunjukkan pertengahan musim kemarau, sebagian besar daerah justru masih dibayangi oleh hujan deras, angin kencang, hingga gelombang tinggi.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengungkapkan bahwa hingga saat ini, baru sekitar 30 persen zona musim di Indonesia yang benar-benar memasuki musim kemarau. Sisanya masih dipengaruhi berbagai dinamika atmosfer global dan regional yang memicu cuaca ekstrem.
“Meski kemarau, faktor atmosfer seperti gelombang Rossby, Kelvin, dan zona konvergensi masih aktif membentuk awan-awan hujan di berbagai wilayah,” jelas Dwikorita dalam keterangan pers, Sabtu (12/7/2025).
Dalam sepekan ke depan, hujan lebat disertai petir dan angin kencang diprediksi akan melanda wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, hingga Papua. Beberapa daerah bahkan telah ditetapkan dalam status Siaga Cuaca Ekstrem, di antaranya Aceh, Sumatera Utara, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.
Sementara itu, angin kencang dengan kecepatan lebih dari 25 knot diperkirakan berpotensi memicu gelombang tinggi di sejumlah perairan nasional. Daerah yang perlu meningkatkan kewaspadaan meliputi Perairan Utara Aceh, Laut Jawa bagian timur, Laut Natuna, Laut Banda, hingga Samudera Hindia selatan Jawa dan NTT.
Dwikorita pun mengimbau masyarakat untuk tidak menyepelekan potensi cuaca buruk yang bisa datang secara tiba-tiba. “Jangan lengah. Hindari area terbuka saat petir, jauhi pohon atau bangunan tua saat angin kencang, dan tetap waspada karena panas terik masih mungkin terjadi di tengah pola hujan aktif,” tegasnya.
BMKG menegaskan bahwa seluruh pihak, mulai dari pemerintah daerah, pelaku usaha perikanan, pelayaran, hingga masyarakat umum harus meningkatkan kewaspadaan. Cuaca bisa berubah cepat dan menimbulkan dampak besar bagi aktivitas sehari-hari.
“Meskipun kita di musim kemarau, kondisi atmosfer masih labil. Masyarakat diminta tetap mengikuti informasi resmi cuaca dari BMKG,” pungkasnya.