Semarang, FAKTIVA.TV — Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) menyatakan kekecewaan mereka terhadap Pemerintah Kota Semarang. Kekecewaan itu muncul setelah Wali Kota dan Wakil Wali Kota Semarang beserta jajaran Pemkot absen dalam agenda dialog terbuka bertajuk “PR Semarang Masih Banyak” yang digelar di Kampus Unissula, Senin (7/7/2025).
Ketua BEM KM Unissula, Wiyu Ghany Allatif Yudistira, menyampaikan bahwa ketidakhadiran kepala daerah tersebut tanpa konfirmasi resmi kepada pihak panitia maupun mahasiswa yang hadir. Padahal, menurutnya, dialog tersebut telah dipersiapkan dengan iktikad baik sebagai ruang interaksi antara mahasiswa dan pemerintah untuk membahas persoalan-persoalan aktual di Kota Semarang.
“Kami dari BEM KM Unissula bersama seluruh aliansi mahasiswa Semarang menyatakan sikap kecewa terhadap Wali Kota, Wakil Wali Kota, bahkan seluruh jajaran Pemkot Semarang. Kami sudah mengundang secara resmi dengan maksud baik untuk berdialog terbuka. Tapi sampai acara digelar, tidak ada konfirmasi apapun dari Wali Kota kepada kami,” ujar Wiyu Ghany di sela acara.
Lebih lanjut, Wiyu menilai ketidakhadiran Wali Kota dan jajarannya justru memperkuat dugaan bahwa masih banyak pekerjaan rumah (PR) yang belum terselesaikan di Kota Semarang. Ia menuding hal itu menjadi gambaran buruknya kualitas birokrasi di lingkungan Pemkot.
“Ini menunjukkan bahwa pernyataan ‘PR Semarang masih banyak’ bukan sekadar isu, tapi fakta. Dan ketidakhadiran ini menandakan bahwa Pemkot Semarang belum menunjukkan integritas, terutama dalam merespons aspirasi mahasiswa dan masyarakat,” tegasnya.
Atas sikap tersebut, BEM KM Unissula bersama aliansi mahasiswa se-Semarang berencana menggelar aksi demonstrasi di depan Kantor Wali Kota Semarang dalam waktu dekat. Aksi itu, kata Wiyu, sebagai bentuk protes atas ketidakseriusan pemerintah dalam merespons undangan dialog sekaligus menyuarakan berbagai persoalan yang masih menjadi keluhan warga.
“Kami akan menyampaikan aspirasi secara langsung di depan Kantor Wali Kota Semarang. Ini bukan sekadar aksi unjuk rasa, tapi bentuk kepedulian mahasiswa terhadap kondisi kota,” pungkasnya.
Hingga berita ini ditulis, belum ada pernyataan resmi dari Wali Kota Semarang maupun jajaran Pemerintah Kota terkait ketidakhadiran mereka dalam acara tersebut.