Barcelona, FAKTIVA.TV – Presiden Barcelona Joan Laporta kembali angkat bicara soal perbedaan mendasar antara klubnya dengan rival abadi mereka, Real Madrid. Salah satu yang disorot adalah soal cara masing-masing klub membangun kekuatan tim.
Tak bisa dimungkiri, akademi sepakbola Barcelona, La Masia, selama ini dikenal sebagai pabrik talenta dunia. Nama-nama besar seperti Lionel Messi, Andres Iniesta, Xavi Hernandez, hingga Gerard Pique lahir dari akademi legendaris ini. Kini, regenerasi pun terus berlanjut lewat pemain muda seperti Lamine Yamal dan Pau Cubarsi.
Sementara itu, Real Madrid memang juga pernah melahirkan legenda dari level akademi seperti Raul Gonzalez dan Iker Casillas. Namun sejak era Florentino Perez, Los Blancos dikenal sebagai klub bertabur bintang dengan kekuatan finansial luar biasa yang gencar merekrut pemain top dunia.
Laporta menegaskan bahwa filosofi kedua klub sangat berbeda. “Madrid memiliki rasa kekuatan, dan kami memiliki rasa kebebasan serta identitas,” ujar Laporta dalam wawancara bersama Mundo Deportivo.
Ia menyindir gaya belanja Madrid yang hobi mendatangkan pemain mahal, sementara Barcelona tetap setia memoles talenta dari akademi sendiri. “Mereka lebih sering merekrut banyak pemain, sementara kami mengandalkan pemain dari La Masia. Saya beruntung menikmati banyak generasi pesepakbola luar biasa dari sini,” lanjutnya.
Komentar Laporta makin tajam setelah Barcelona sukses menutup musim 2024/2025 dengan gemilang. Blaugrana berhasil menyalip Real Madrid di kompetisi domestik dengan merebut tiga trofi sekaligus: LaLiga, Copa del Rey, dan Piala Super Spanyol.
“Kami memainkannya, kami menikmatinya. Itulah Barcelona. Sepakbola bukan sekadar menang, tapi tentang identitas dan warisan,” pungkas Laporta.
Perseteruan abadi antara Barcelona dan Real Madrid tak hanya soal siapa yang juara, tapi soal bagaimana cara mereka membangun kejayaan — satu dengan filosofi warisan akademi, satunya lagi lewat kekuatan uang dan bintang mahal.