Jakarta –Faktiva.tv- Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyatakan optimisme bahwa industri musik Indonesia berpotensi menyaingi kesuksesan fenomenal K-Pop asal Korea Selatan. Menurutnya, kunci utama keberhasilan K-Pop bukan dominasi pemerintah, melainkan terciptanya ekosistem yang mendukung para pelaku industri secara konsisten dan terarah.
Hal ini ia ungkapkan saat memimpin diskusi dengan sejumlah musisi papan atas Tanah Air di Gedung Kementerian Kebudayaan, Senayan, Jakarta, Kamis (14/6/2025). Fadli Zon mengaku telah memahami bagaimana Korea Selatan membangun budaya pop-nya hingga mendunia.
“Pemerintah Korea memang tidak terlalu dominan, tapi mereka menciptakan iklim yang kondusif. Disiplin para pelaku K-Pop dalam menjalankan program-programnya membuat genre ini tumbuh dari budaya lokal menjadi pop culture global,” kata Fadli.
Ia menilai, dengan talenta dan keragaman budaya yang dimiliki, Indonesia memiliki modal besar untuk mengembangkan industri musik berdaya saing global. Namun, hal tersebut harus diiringi dengan sinergi antara pelaku industri dan pemerintah, serta kebijakan yang berpihak pada keberlanjutan ekosistem kreatif.
Diskusi yang dipandu langsung oleh Fadli Zon ini dihadiri oleh sejumlah nama besar di industri musik Indonesia, seperti Yovie Widiyanto, Ahmad Dhani, Addie MS, Ian Antono, Cholil Mahmud, Makki Ungu, Chandra Darusman, Dwiki Darmawan, hingga Endah dari duo Endah N Rhesa.
Dalam forum tersebut, para musisi menyampaikan berbagai keluhan dan tantangan yang masih menghantui industri musik nasional, mulai dari kurangnya transparansi dalam pengelolaan hak cipta, minimnya dukungan infrastruktur, hingga kekhawatiran terhadap dampak teknologi dan kecerdasan buatan (AI) terhadap masa depan musisi.
Yovie Widiyanto, yang juga menjabat sebagai Staf Khusus Presiden untuk Ekonomi Kreatif, menyoroti perlunya kebijakan yang adaptif terhadap perkembangan teknologi. Ia menyebut bahwa tanpa intervensi strategis, musisi lokal akan semakin sulit bersaing, baik di pasar dalam negeri maupun global.
Diskusi ini menjadi salah satu langkah awal Kementerian Kebudayaan dalam merumuskan peta jalan penguatan industri musik nasional, sekaligus menjawab tantangan agar musik Indonesia tak hanya berjaya di negeri sendiri, tapi juga mampu menembus pasar dunia seperti halnya K-Pop.