WASHINGTON – FAKTIVA.TV – Dunia internasional kembali dikejutkan oleh pernyataan kontroversial mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Lewat unggahannya di platform Truth Social, Trump secara terbuka mendesak agar persidangan kasus korupsi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu segera dihentikan. Ia bahkan menyebut Netanyahu sebagai “pahlawan terbesar” dalam sejarah Israel atas perannya dalam agresi berdarah terhadap Iran.
“Bibi Netanyahu adalah seorang pejuang sejati, mungkin tidak ada yang sehebat dia sepanjang sejarah Israel,” tulis Trump dengan lantang pada Rabu malam waktu setempat, menggunakan panggilan akrab bagi sang PM Israel.
Ironisnya, pujian itu datang di tengah fakta pahit bahwa Israel-lah yang memicu perang dengan Iran, melalui serangan udara besar-besaran ke fasilitas nuklir dan pangkalan militer Iran sejak 13 Juni lalu. Serangan itu memicu balasan keras dari Iran yang menghujani wilayah Israel dengan rentetan rudal. Tak tinggal diam, AS kemudian ikut turun tangan, menghantam tiga situs nuklir Iran dalam eskalasi mematikan yang hampir memicu perang skala penuh di Timur Tengah.
Trump juga mengecam keras tuduhan korupsi terhadap Netanyahu, menyebutnya sebagai “perburuan penyihir bermotif politik”. “Orang yang sudah berkorban sebesar ini untuk negaranya tak sepantasnya diadili. Sidang Bibi harus dihentikan sekarang, atau berikan dia pengampunan!” tegas Trump dalam unggahannya, dikutip dari Russia Today, Kamis (26/6/2025).
Netanyahu sendiri sedang menjalani persidangan sejak 2020 atas tiga kasus korupsi dan penyalahgunaan wewenang, yang hingga kini masih bergulir. Meski menyandang status terdakwa, Netanyahu tetap menjabat sebagai Perdana Menteri aktif karena hukum Israel tak mengharuskannya mundur kecuali divonis bersalah oleh Mahkamah Agung.
Ketegangan di kawasan memuncak setelah Netanyahu memerintahkan serangan udara ke fasilitas nuklir Iran pada 22 Juni 2025. Aksi ini disebut sebagai keputusan paling agresif dalam sejarah konflik Israel-Iran, yang kemudian memancing respons keras Teheran dengan rentetan rudal ke jantung pertahanan Israel.
Perang berdarah yang berlangsung hampir dua pekan itu akhirnya dihentikan melalui kesepakatan gencatan senjata total pada Selasa (24/6/2025). Meski pertempuran usai, catatan korban jiwa meninggalkan luka mendalam: lebih dari 200 warga Iran tewas akibat agresi Zionis, sementara 28 orang tewas di pihak Israel akibat serangan balasan.
Meski begitu, ketiga pihak – AS, Israel, dan Iran – saling mengklaim kemenangan dalam perang singkat namun brutal tersebut.
Dukungan Trump kepada Netanyahu ini memicu kecaman keras dari berbagai kalangan internasional. Banyak pihak menilai pernyataan Trump semakin menegaskan posisinya sebagai sekutu buta Israel, sekaligus memperlihatkan sikap hipokrit di tengah tragedi kemanusiaan yang masih menyisakan duka di Timur Tengah.