Kudus – Menjelang Hari Raya Idul Adha 1446 H, para pedagang di Pasar Kliwon, Kudus, mengeluhkan menurunnya jumlah pembeli. Padahal, biasanya momen seperti ini menjadi waktu paling ramai dalam setahun. Namun tahun ini, suasana pasar terlihat lengang, bahkan cenderung sepi.
Salah satu pedagang pakaian muslim, Bu Sumarni, menyebut penjualan menurun hingga 50 persen dibanding tahun lalu. Menurutnya, pembeli yang biasanya memborong baju koko, sarung, dan mukena kini lebih memilih menahan belanja atau mencari harga lebih murah di toko online.
“Biasanya lima hari sebelum Idul Adha sudah ramai, apalagi yang cari perlengkapan salat. Tapi sekarang sepi. Orang banyak nanya, tapi nggak jadi beli. Katanya mahal,” ujarnya, Sabtu (24/5/2025).
Tak hanya pedagang pakaian, pedagang daging dan bahan pokok di Pasar Kliwon juga merasakan hal yang sama. Menurunnya daya beli masyarakat diduga menjadi penyebab utama, ditambah dengan kenaikan harga sejumlah kebutuhan pokok, seperti beras, minyak goreng, dan telur.
H. Slamet, penjual daging sapi di sudut pasar, mengatakan bahwa biasanya mendekati Idul Adha, dagangannya ludes dalam sehari. Tapi kali ini, ia harus membawa kembali sebagian besar stok karena tak terjual.
“Sekarang orang lebih pilih beli daging pas Idul Adha dari kurban, bukan beli di pasar. Mungkin karena keuangan juga sedang sulit,” jelasnya.
Pihak pengelola Pasar Kliwon mengaku sudah melakukan pemantauan harga dan pasokan bersama Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus. Namun, mereka tidak bisa mengendalikan sepenuhnya fluktuasi minat beli masyarakat.
Mereka berharap, dua atau tiga hari sebelum Idul Adha yang jatuh pada 6 Juni 2025, aktivitas pasar kembali menggeliat. Apalagi bagi pedagang musiman, momen ini sangat penting untuk menutup kebutuhan menjelang Lebaran Haji