Semarang, FAKTIVA.TV — Pemerintah Kota Semarang mengambil langkah cepat untuk mengatasi kelelahan para tenaga kesehatan (nakes) dan relawan yang telah bekerja tanpa henti selama dua pekan terakhir di wilayah banjir. Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng, menginstruksikan agar nakes dari puskesmas yang tidak terdampak banjir diperbantukan di kawasan yang masih tergenang, terutama di Kecamatan Genuk, Pedurungan, dan Gayamsari.
Kebijakan ini diambil setelah Pemkot menerima laporan bahwa sebagian relawan dan tenaga medis mulai kelelahan bahkan jatuh sakit akibat intensitas kerja tinggi di lapangan. “Kami ingin mereka yang sudah bertugas lama bisa beristirahat dan digantikan sementara oleh tim dari puskesmas lain. Prinsipnya, mereka saling bantu agar pelayanan tetap jalan,” ujar Agustina, Rabu (29/10/2025).
Agustina mengakui, banjir yang tak kunjung surut membuat kondisi psikologis para petugas menurun. “Sudah lebih dari seminggu mereka berjaga di lokasi yang airnya tidak juga surut. Jadi wajar kalau tubuh mulai drop. Kami beri kesempatan istirahat supaya bisa pulih,” tambahnya.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, ketinggian air di sejumlah titik masih cukup tinggi. Di Terboyo Wetan, genangan mencapai sekitar 60 sentimeter, sementara di Jalan Kaligawe dan kawasan sekitar RSI juga masih tergenang dengan ketinggian serupa. Adapun di Kelurahan Trimulyo, ketinggian air berkisar antara 40–60 sentimeter. Akibatnya, warga masih harus menggunakan perahu karet untuk beraktivitas.
“Permasalahan utamanya karena air sulit mengalir ke laut. Pompa terus kami optimalkan, dan bantuan untuk warga tidak berhenti kami kirim,” kata Agustina. Ia menegaskan, pemenuhan kebutuhan dasar warga tetap menjadi fokus utama pemerintah kota. “Yang penting warga bisa makan, punya air bersih, dan kebutuhan logistik lain tetap tersedia,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala BPBD Kota Semarang, Endro Pudyo Martantono, menyampaikan bahwa Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) untuk mengendalikan curah hujan di wilayah Semarang masih terus dilakukan. Menurutnya, operasi telah memasuki sortie ketiga dan hasilnya sangat bergantung pada kondisi atmosfer.
“OMC bukan berarti gagal, tapi memang situasi cuaca saat ini sulit diprediksi. Upaya ini bagian dari kerja udara agar hujan bisa dikendalikan,” jelas Endro. Ia menambahkan, koordinasi lintas lembaga — mulai dari pemerintah kota, provinsi, hingga pusat — terus dilakukan untuk mempercepat penanganan banjir, terutama di tiga kecamatan terdampak utama: Genuk, Pedurungan, dan Gayamsari.

