Semarang, FAKTIVA.TV — Insiden dugaan keracunan massal yang dialami 20 siswa SDN Ungaran 01 di Kabupaten Semarang membuka tabir mengejutkan di balik pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Investigasi terbaru mengungkap, dari 28 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di wilayah tersebut, hanya satu yang telah mengantongi Sertifikat Laik Higiene dan Sanitasi (SLHS).
SLHS sejatinya adalah syarat wajib bagi semua penyedia makanan dalam program MBG. Sertifikat ini menjadi bukti bahwa dapur penyedia makanan telah memenuhi standar kebersihan dan keamanan pangan.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, Dwi Syaiful Noor Hidayat, menegaskan pihaknya tidak tinggal diam. “Kami akan memperketat pengawasan dan mewajibkan seluruh SPPG segera mengurus SLHS,” ujarnya serius. Ia menambahkan, SPPG yang bersertifikat cenderung lebih disiplin dalam menjaga kebersihan dan kualitas makanan. “Ini bukan hanya soal administratif, tapi menyangkut keselamatan anak-anak kita,” tegasnya.
Meski insiden keracunan di SDN Ungaran 01 cukup mengkhawatirkan, Syaiful menyatakan kejadian tersebut belum dikategorikan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
Sementara itu, Bupati Semarang, Ngesti Nugraha, menyatakan komitmennya untuk mempercepat proses sertifikasi SLHS di seluruh dapur MBG. “Kami sudah berkoordinasi dengan Menteri Dalam Negeri untuk mendorong percepatan ini. Semua harus ikut aturan dan SOP,” katanya. Ngesti menekankan bahwa kejadian ini menjadi peringatan penting agar pelaksanaan MBG lebih hati-hati dan profesional.
Kondisi ini ternyata bukan hanya terjadi di Semarang. Data dari Badan Gizi Nasional (BGN) menunjukkan bahwa hingga 30 September 2025, total 6.457 orang dilaporkan terdampak keracunan makanan MBG secara nasional. Wilayah paling parah adalah Pulau Jawa, dengan 4.147 kasus, disusul oleh Sumatera dan kawasan timur Indonesia.
Ketua BGN, Dadan, mengungkap bahwa masih banyak dapur MBG yang belum memiliki akses air bersih dengan sanitasi memadai. “Presiden sudah menginstruksikan agar setiap SPPG dilengkapi alat sterilisasi air demi mencegah kejadian serupa,” ujarnya.

