FAKTIVA.TV – Senin pagi, 8 September 2025, Indonesia dibangunkan oleh serangkaian gempa bumi yang terjadi hampir bersamaan di sejumlah wilayah. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan sedikitnya lima gempa bumi tektonik terekam sejak pukul 06.00 hingga 08.15 WIB, dengan magnitudo antara 2,1 hingga 4,0.
Guncangan pertama terjadi di Laut Maluku Utara pukul 06.05 WIB dengan magnitudo 3,8 pada kedalaman 32 kilometer. Lima menit kemudian, Pantai Utara Papua Barat diguncang gempa lebih kuat, magnitudo 4,0 dengan kedalaman 10 kilometer. Masih di pagi yang sama, getaran juga dirasakan di Sumatera Selatan (M2,9), Sulawesi (M2,1), dan terakhir di kawasan Selat Sunda (M2,9).
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, dalam keterangan tertulis, menegaskan bahwa rangkaian gempa tersebut tidak menimbulkan potensi tsunami dan sejauh ini belum ada laporan kerusakan. “Rentetan gempa ini bersifat dangkal dengan intensitas lemah, sehingga lebih banyak tercatat di instrumen daripada dirasakan masyarakat,” ujarnya.
Meski begitu, BMKG mengingatkan bahwa Indonesia berada pada zona rawan gempa, tepat di jalur pertemuan tiga lempeng besar dunia: Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik. Aktivitas tektonik yang tinggi membuat peristiwa semacam ini hampir tak bisa dihindari. “Kuncinya ada pada kesiapsiagaan masyarakat. Gempa kecil bisa jadi peringatan untuk selalu waspada,” tambahnya.
Selain melaporkan data, BMKG kembali menyampaikan langkah mitigasi dasar bagi masyarakat:
- Jika berada di dalam bangunan, segera berlindung di bawah meja, hindari benda yang dapat jatuh, dan keluar dengan tertib bila memungkinkan.
- Jika berada di luar ruangan, jauhi tiang listrik, gedung tinggi, atau pepohonan besar.
- Jika sedang berkendara, hentikan kendaraan di tempat aman, turun, dan menjauh dari mobil.
- Jika berada di pantai, segera menjauhi garis pantai tanpa harus menunggu peringatan resmi tsunami.
Pengalaman bencana besar di masa lalu menjadi pelajaran penting bahwa edukasi dan kesiapsiagaan bisa menyelamatkan banyak nyawa. Karena itu, masyarakat diimbau tetap tenang, tidak mudah percaya pada informasi yang belum terverifikasi, dan menjadikan kanal resmi BMKG sebagai sumber informasi utama setiap kali terjadi gempa.