faktiva.tv
  • Event
    • Komunitas
    • Hiburan
    • Sosial
  • Hobby
    • Entertainment
    • Musik
    • Sports
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Ekonomi
    • Politik
  • Program
  • Login
No Result
View All Result
  • Event
    • Komunitas
    • Hiburan
    • Sosial
  • Hobby
    • Entertainment
    • Musik
    • Sports
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Ekonomi
    • Politik
  • Program
No Result
View All Result
faktiva.tv
  • Event
  • Hobby
  • News
  • Program

Moshe Dayan: ‘Jenderal Mata Satu’ Israel yang Menjarah Harta Karun Palestina

Dibuat oleh FAKTIVA.TV

kontributor faktiva by kontributor faktiva
July 3, 2025
in Internasional, News
0
Jenderal mata satu israel moshe dayan 1751456409890 169

Jenderal Moshe Dayan (kanan) saat menerima kedatangan eks Kanselir Jerman Willy Brandt. (AFP/)

0
SHARES
0
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

FAKTIVA.TV — Dalam sejarah panjang konflik Israel-Palestina, nama Moshe Dayan menjadi salah satu tokoh paling kontroversial yang pernah dimiliki Israel. Selain dikenal sebagai jenderal militer yang kejam, Dayan juga tercatat sebagai sosok yang menjarah harta karun dan peninggalan kuno Palestina.

Moshe Dayan lahir pada 20 Mei 1915 di Deganya, sebuah wilayah yang pada masa itu masih menjadi bagian dari Palestina. Dayan tumbuh di tengah pergolakan politik dan ketegangan antara komunitas Yahudi dan Arab di kawasan tersebut.

Julukan ‘Jenderal Mata Satu’ disematkan kepadanya setelah kehilangan mata kiri dalam pertempuran saat memimpin pasukan Yahudi Palestina melawan pasukan Vichy Prancis di Suriah pada 1941. Penutup mata hitam khasnya kemudian menjadi ciri yang melekat dalam setiap kemunculannya di medan perang dan dunia politik.

Kiprah di Dunia Militer

Karier militer Dayan terus menanjak setelah terlibat dalam Perang Kemerdekaan Israel tahun 1948, di mana ia menjadi komandan wilayah Yerusalem. Ia kemudian terlibat dalam perundingan gencatan senjata antara Israel dan Yordania pada 1949.

Puncak karier militernya terjadi saat menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel (1953-1958). Di posisi ini, Dayan memimpin sejumlah operasi militer besar, termasuk invasi ke Semenanjung Sinai pada 1956, yang memperkuat reputasinya sebagai komandan tempur ulung.

Dayan kembali menjadi sorotan saat ditunjuk sebagai Menteri Pertahanan Israel dalam Perang Enam Hari (1967). Perang ini berakhir dengan kemenangan besar bagi Israel, yang berhasil menduduki Tepi Barat, Jalur Gaza, Dataran Tinggi Golan, dan Semenanjung Sinai.

Lima tahun kemudian, Perang Yom Kippur (1973) kembali mempertemukan Dayan dengan konflik bersenjata melawan negara-negara Arab. Meski menghadapi serangan mendadak dari Mesir dan Suriah, Israel kembali mempertahankan wilayah pendudukannya.

Perjalanan di Dunia Politik

Setelah sukses di dunia militer, Dayan merambah ke dunia politik. Ia terpilih menjadi anggota Knesset (parlemen Israel) pada 1959 dari Partai Mapai dan diangkat sebagai Menteri Pertanian di bawah pemerintahan David Ben-Gurion. Namun, ia mengundurkan diri pada 1964 karena konflik politik internal.

Dayan kembali ke kabinet pada 1977-1979 sebagai Menteri Luar Negeri di bawah Perdana Menteri Menachem Begin. Pada periode inilah Israel menandatangani Perjanjian Damai Camp David dengan Mesir.

Skandal Penjarahan Artefak Palestina

Di balik reputasi militernya, Moshe Dayan juga dikenal sebagai kolektor barang antik dan peninggalan kuno Palestina. Menurut laporan Middle East Eye (MEE) dan catatan sejumlah sejarawan, Dayan memanfaatkan jabatannya untuk melakukan penggalian ilegal di wilayah pendudukan Palestina.

Arkeolog Israel, Raz Kletter, mengungkapkan bahwa Dayan menggunakan fasilitas militer, termasuk helikopter, untuk mengambil benda-benda kuno dari berbagai situs arkeologi di Tepi Barat, Gaza, Sinai, hingga Dataran Tinggi Golan.

Salah satu benda paling terkenal adalah topeng Neolitikum yang ditemukan di desa Palestina al-Hadeb. Dayan mengklaim membelinya dari seorang pedagang barang antik di dekat Hebron, sementara petani yang menemukannya hanya diberi izin mengendarai traktor sebagai kompensasi.

Kletter menambahkan bahwa banyak warga Palestina merasa takut dan terintimidasi oleh kekuasaan Dayan, sehingga mereka terpaksa menjual artefak kepada Dayan dengan harga sangat murah.

Selain itu, Dayan disebut sering melakukan penggalian liar tanpa izin resmi dan tanpa keahlian arkeologi. Banyak benda bersejarah yang seharusnya menjadi milik bangsa Palestina dan tercatat sebagai warisan dunia justru masuk ke koleksi pribadinya.

Kontroversi Setelah Kematian

Moshe Dayan meninggal dunia pada 16 Oktober 1981. Setelah kematiannya, mulai bermunculan kontroversi terkait koleksi barang antik miliknya. Ensiklopedia Britannica mencatat bahwa istri kedua Dayan akhirnya menjual koleksi tersebut ke Museum Israel.

Meski demikian, hingga kini banyak pihak, khususnya rakyat Palestina, menyayangkan pengambilan paksa artefak-artefak tersebut yang merupakan warisan budaya dan sejarah Palestina.

Warisan Dayan bukan hanya luka dari agresi militer dan pendudukan, tetapi juga perampasan warisan budaya yang tak ternilai. Namanya masih menjadi simbol penjajahan budaya dan sejarah Palestina di mata dunia internasional.

Previous Post

Presiden Prabowo Tunaikan Umrah, Masuk ke Dalam Ka’bah dan Cium Hajar Aswad

Next Post

Tragis! Kandang Ayam di Semarang Ludes Terbakar, Kerugian Capai Ratusan Juta

kontributor faktiva

kontributor faktiva

Next Post
Api

Tragis! Kandang Ayam di Semarang Ludes Terbakar, Kerugian Capai Ratusan Juta

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Browse by Category

  • Apps
  • Business
  • Ekonomi
  • Entertainment
  • Event
  • Gadget
  • Hiburan
  • Hobby
  • Internasional
  • Komunitas
  • Mobile
  • Musik
  • Nasional
  • News
  • Politics
  • Politik
  • Program
  • Review
  • Science
  • Sosial
  • Sports
  • Startup
  • Tech
  • Uncategorized
  • World
  • Tentang
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber

© 2025 Faktiva - Supported By Sultan.

No Result
View All Result
  • Event
    • Komunitas
    • Hiburan
    • Sosial
  • Hobby
    • Entertainment
    • Musik
    • Sports
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Ekonomi
    • Politik
  • Program

© 2025 Faktiva - Supported By Sultan.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Social Chat is free, download and try it now here!